Setiap wanita pasti mengalami menstruasi atau haid dalam hidupnya. Haid merupakan tanda bahwa seseorang telah mengalami pubertas. Banyak wanita memiliki siklus haidi yang teratur, namun ada juga yang tidak. Lalu apakah penyebab perbedaan tersebut?
Sebagai seorang wanita, Anda harus paham benar mengenai haid karena kondisi ini memiliki ikatan yang sangat erat dengan tubuh anda. Haid adalah pendarahan yang terjadi pada uterus dan mengalir ke rahim lalu keluar lewat vagina.
Haid pertama rata-rata terjadi saat seorang gadis berumur 12 tahun. Beberapa dokter menyatakan bahwa haid pertama pada umumnya terjadi selang 2 atau 3 tahun setelah payudara tumbuh.
Namun, ada juga anak-anak yang mengalaminya sebelum atau sesudah umur 12 tahun. Hal ini sangat dipengaruhi oleh keturunan dan gizi anak tersebut. Ibu yang mendapat haid pertama pada umur 14 tahun, kemungkinan akan memiliki anak perempuan yang mendapat haid pada umur yang sama.
Seorang wanita akan terus mengalami haid setiap bulan hingga ia menginjak usia menopause. Menopause sendiri pada umumnya mulai terjadi pada saat wanita berumur 45 hingga 55 tahun.
Siklus haid setiap wanita tidak selalu sama. Ada yang rutin mengalami haid setiap bulan, namun ada juga yang tidak mendapatkannya setiap bulan. Siklus ini dipengaruhi oleh berbagai hormon, contohnya progesteron dan estrogen.
Seperti apa siklus haid yang normal dan tidak teratur? Berikut ini penjelasannya.
Seorang wanita dikatakan memiliki siklus menstruasi normal jika haid terjadi setiap 23 hingga 35 hari sekali, atau rata-rata 28 hari sekali. Lama siklus haid tersebut dihitung sejak hari pertama haid dan berakhir pada sehari sebelum haid berikutnya.
Mereka yang memiliki siklus haid normal akan mengalami masa subur setiap bulan. Masa subur atau ovulasi ini rata-rata terjadi 14 hari sebelum haid hari pertama.
Lamanya pendarahan haid normal berlangsung antara 3 hingga 8 hari. Pada dua hari pertama, pendarahan biasanya lebih berat dan berwarna merah terang. Pendarahan hari ke-3 dan seterusnya biasanya lebih ringan dan darah berwarna kecokelatan.
Seorang wanita dikatakan memiliki haid tidak teratur jika jeda antar haid lamanya kurang atau lebih dari rentang siklus haid normal. Sebagai contoh, panjangnya siklus haid pertama adalah 30 hari, lalu bulan berikutnya adalah 45 hari, dan bulan berikutnya adalah 20 hari.
Selain itu, haid tidak teratur juga ditandai dengan lamanya pendarahan yang tidak biasa, contohnya haid hanya berlangsung selama 2 hari atau lebih dari 8 hari. Volume darah juga menandai haid tidak teratur, contohnya pendarahan berat selama satu minggu. Jika hal tersebut terjadi maka sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis kandungan terdekat. Anda dapat melakukan konsultasi secara online pada klinik kesehatan wanita “Ibu Women Clinic” bagi anda yang tinggal di sekiat bekasi dan jakarta Timur.
Proses menstruasi terjadi karena sel telur tidak dibuahi oleh sperma. Oleh karena itu, uterus lining atau dinding rahim yang disiapkan untuk kehamilan akan luruh. Darah dan lendir pada dinding rahim tersebut akan dikeluarkan melalui vagina.
Dalam sekali haid, wanita akan kehilangan darah sebanyak 30-70 ml atau sekitar 5-12 sendok teh. Jika Anda mengalami pendarahan yang lebih berat dan tidak seperti biasanya, maka sebaiknya Anda melakukan konsultasi dengan dokter.
Ketika mengalami haid, wanita akan merasakan berbagai ketidaknyamanan. Salah satu yang paling umum adalah kram perut. Hal ini terjadi karena dinding rahim berkontraksi untuk meluruhkan dinding rahim yang berupa darah dan lendir.
Sebelum proses tersebut berlangsung, wanita mungkin juga mengalami perubahan mood, sakit kepala, perut kembung, jerawatan, dan payudara sensitif. Proses terjadinya haid di atas tak lepas dari fase haid yang terdiri dari 4 fase.
Baca Juga : Mengenal USG Beserta Istilah Printout USG dan Biayanya
Selama satu siklus haid, tubuh wanita mengalami fase haid. Fase tersebut adalah:
Fase yang pertama adalah fase haid. Pada fase ini, dinding rahim yang menebal dengan darah dan lendir akan luruh. Penebalan dinding ini terjadi karena rahim mempersiapkan diri untuk kehamilan.
Karena pembuahan tidak terjadi, maka dinding rahim yang menebal tersebut tidak diperlukan lagi. Oleh karena itu, tubuh secara otomatis meluruhkannya.
Fase selanjutnya adalah fase folikular yang diawali dengan hipotalamus mengeluarkan hormon GnRH yang fungsinya merangsang kelenjar pituitari untuk mengeluarkan hormon FSH. Hormon FSH berfungsi merangsang ovarium membentuk folikel yang isinya telur yang belum matang.
Folikel dan sel telur akan mengalami proses pematangan selama fase ini, atau pada hari ke-6 sampai ke-14. Selama perkembangannya, folikel juga mengeluarkan hormon estrogen yang fungsinya merangsang penebalan dinding rahim.
Pada fase ini, sel telur telah matang dan siap dibuahi. Hormon pelutein merangsang ovarium untuk melepaskan sel telur yang selanjutnya berpindah ke tuba falopi dan kemudian menempel ke dinding rahim.
Fase ovulasi rata-rata terjadi pada hari ke empat belas pada wanita dengan siklus haid 28 hari. Jika selama 2 hari sel telur tidak dibuahi, maka sel tersebut akan melebur. Fase ovulasi pada umumnya ditandai dengan keluarnya lendir serviks pada vagina.
Pada fase ini, folikel pada ovarium telah melepaskan sel telur dan berubah menjadi jaringan korpus luteum. Fungsi jaringan ini adalah untuk melepaskan hormon estrogen serta progesteron sehingga dinding rahim tetap tebal sampai pembuahan terjadi dan selama kehamilan.
Jika sel telur dibuahi, tubuh akan melepaskan hormon HCG. Fungsi hormon ini adalah untuk menjaga korpus luteum tidak luruh sehingga ketebalan dinding rahim tetap terjaga.
Namun, jika pembuahan tidak terjadi, maka korpus luteum akan luruh. Akibatnya kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh akan menurun dan dinding rahim akan luruh.
Hormon yang tidak seimbang merupakan salah satu penyebab utama haid tidak teratur. Gangguan hormon dapat menyebabkan proses pematangan sel telur, penebalan dinding rahim, dan peluruhan dinding rahim terganggu. Akibatnya, siklus haid tidak berjalan semestinya.
Ketidakseimbangan hormon sendiri terjadi karena berbagai hal, contohnya penggunaan KB hormonal, menyusui, dan stress. Selain itu, remaja putri dan wanita yang menjelang usia menopause biasanya juga mengalami ketidakseimbangan hormon.
Kenaikan atau penurunan berat badan secara drastis juga dapat mengakibatkan hormon tidak seimbang. Penurunan berat badan yang drastis akan mengurangi kadar hormon estrogen dalam tubuh, sedangkan obesitas menyebabkan tingginya kadar estrogen dalam tubuh.
PCOS (sindrom polikistik ovarium) juga menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Penyakit ini menyebabkan kadar hormon laki-laki pada wanita terlalu tinggi yang memicu timbulnya kista ovarium. Hal ini berakibat pada pelepasan sel telur yang terganggu.
PCOS tidak hanya memicu haid tidak teratur, namun juga tumbuhnya rambut di area wajah wanita layaknya laki-laki. Selain hormon yang tidak seimbang, haid tidak teratur dapat juga diakibatkan oleh endometriosis, polip rahim, diabetes, penyakit menular seksual, dan fibroid rahim.
Jika mengalami menstruasi yang tidak seperti biasanya, misalnya tidak teratur, pendarahan berat, dan haid lama, Anda sebaiknya segera melakukan konsultasi dengan dokter kandungan. Untuk Anda yang ada di Bekasi, Anda dapat datang ke klinik kami yang khusus menangani masalah kesehatan wanita.