Stres Bekerja Memicu Keputihan Berlebih pada Ibu Hamil? Ini Cara Mengatasinya

  • Home
  • Stres Bekerja Memicu Keputihan Berlebih pada Ibu Hamil? Ini Cara Mengatasinya
Shape1
Shape2

Keputihan sebenarnya adalah hal normal yang bisa terjadi pada setiap perempuan, namun bisa terasa mengganggu. Terlebih bagi ibu hamil, keluarnya keputihan bisa menimbulkan bermacam tafsir di kepala, apakah ini berbahaya atau tidak.

Belum lagi ketika ibu hamil menghadapi stres yang bersumber dari pekerjaan. Rasa lelah dan kecemasan ini bisa menyebabkan volume cairan keputihan lebih banyak.

Agar tak panik, Ibu bisa menyimak cara berdamai dengan stres sekaligus arti dari warna keputihan berikut ini, ya!

Stres bekerja dan keputihan

Ibu hamil yang sehari-hari masih bekerja tentu tak luput dari stres. Kesibukan, masalah, kelelahan, belum lagi hormon yang berantakan menjadi pintu masuk stres lebih sering mampir ke pikiran ibu hamil.

Sayangnya, stres ini juga bisa berdampak negatif termasuk pada kesehatan vagina. Idealnya, hormon estrogen berperan dalam menjaga keseimbangan bakteri protektif di vagina seperti Lactobacilli.

Selain itu, keseimbangan pH di vagina juga penting untuk mencegah tumbuhnya organisme penyebab infeksi. Lagi-lagi, ini adalah peran penting estrogen.

Ketika stres, level hormon kortisol dan hormon stres lain seperti norepinephrine menghambat kinerja estrogen. Konsekuensinya, akan muncul masalah di vagina termasuk keluarnya cairan atau keputihan.

Berdamai dengan stres akibat pekerjaan

Berjibaku dengan pekerjaan di saat yang sama dengan terus membesarnya perut bisa jadi tantangan tersendiri. Terlebih, apabila pekerjaan yang digeluti termasuk yang berisiko tinggi. Untuk memilah apakah pekerjaan Ibu tergolong ramah bumil atau tidak, indikatornya adalah:

  • Apakah Ibu memerlukan tenaga fisik untuk mengangkat beban berat?
  • Apakah Ibu terlibat dalam pengoperasian alat berat atau mesin berbahaya?
  • Apakah Ibu terpapar zat kimia berbahaya?
  • Apakah Ibu adalah pekerja di bidang medis?
  • Apakah Ibu rentan terpapar penyakit lain?
  • Apakah Ibu menghabiskan banyak waktu di depan komputer?

Selain beberapa pertanyaan di atas, tentu ada risiko lain yang juga menjadi pertimbangan. Prioritas utama adalah keselamatan Ibu dan juga janin dalam kandungan.

Lebih jauh lagi, berikut ini beberapa cara untuk menghadapi stres akibat pekerjaan di saat mengandung:

  1. Komunikasikan tentang perubahan hak dan kewajiban pekerjaan bagi ibu hamil
  2. Fokus pada hal-hal positif seperti janin bertumbuh dengan baik sesuai usianya
  3. Mengambil jeda dan tidak bekerja terlalu keras
  4. Tidak menahan buang air kecil mengingat kandung kemih tertekan rahim
  5. Sering bergerak dan melakukan peregangan apabila pekerjaan mengharuskan duduk berjam-jam
  6. Berikan sokongan di tempat duduk

Tak kalah penting, temukan cara untuk relaksasi yang paling efektif untuk Ibu. Mulai dari meditasi, berolahraga, atau cari hobi untuk mengalihkan pikiran dari pemicu stres akibat pekerjaan.

Arti keputihan menurut warnanya

Sebagai panduan agar Ibu tidak panik ketika mengalami keputihan, cari tahu mana batasan antara yang normal dan tidak dengan mengenali arti berdasarkan warnanya berikut ini:

  • Bening

Ini adalah warna ideal keputihan. Warnanya bening seperti putih telur dengan aroma yang tidak terlalu menyengat. Selama volume keputihan tidak berlebihan, tak perlu risau. Namun ketika keputihan terus menerus keluar dengan konsistensi cukup kental, konsultasikan dengan dokter spesialis kandungan karena dikhawatirkan sebagai tanda persalinan prematur.

  • Putih

Warna keputihan putih tulang dengan konsistensi kental bisa jadi indikasi infeksi jamur. Ibu hamil rentan mengalami infeksi jamur Candida ini karena adanya perubahan hormon saat kehamilan. Estrogen yang berlebihan rupanya juga mengganggu pH alami vagina sehingga jamur tumbuh berlebih.

  • Kuning atau hijau

Perhatikan keputihan dengan warna kuning atau hijau karena merupakan indikasi infeksi menular seksual semacam trichomoniasis dan chlamydia. Secara saksama, amati apakah ada gejala lain seperti kemerahan atau iritasi di sekitar vulva. Segera tangani karena infeksi menular seksual bisa berdampak pada kesehatan ibu dan bayi.

  • Cokelat

Warna cairan vagina kecokelatan berarti ada endapan darah yang sudah cukup lama dari dalam tubuh. Terkadang, ini juga menjadi tanda-tanda awal seorang perempuan hamil. Tak perlu risau selama warnanya tidak terlalu gelap.

  • Abu

Umumnya, keputihan berwarna abu juga disertai dengan aroma amis. Ini terjadi karena ada infeksi yang disebut bacterial vaginosis (BV). Pemicunya adalah ketidakseimbangan pH vagina akibat stres pekerjaan, penggunaan sabun pembersih kewanitaan, atau seks bebas.

  • Merah

Jangan tunda mencari bantuan medis apabila cairan vagina yang keluar berwarna merah bahkan menggumpal. Apabila disertai kram perut, ini bisa jadi tanda terjadinya kehamilan ektopik atau keguguran.

Ketika Ibu merasa stres akan pekerjaan, ini berarti hormon stres akan mengambil alih. Akibatnya tentu kurang baik bagi kehamilan. Termasuk dengan meningkatnya volume keputihan.

Oleh sebab itu, selalu prioritaskan kesehatan fisik dan mental di atas segalanya. Ibu perlu ingat bahwa stres akibat pekerjaan tentu akan selalu ada. Tinggal bagaimana Ibu bisa pandai mengelolanya agar bisa berdamai dengan stres.

Sumber:

Obstetrics & Gynecology. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2828396/

American Pregnancy Association. https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-complications/bleeding-during-pregnancy-815/ HHS Public Access. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2828396/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *