Apa saja yang dilakukan saat Antenatal Care?

  • Home
  • Apa saja yang dilakukan saat Antenatal Care?
Shape1
Shape2

Siapa yang setiap bulannya menunggu momen konsultasi kehamilan ke dokter? Perasaan bahagia, tegang, penasaran, bercampur menjadi satu karena bisa berjumpa si kecil dalam kandungan. Dalam dunia medis, konsultasi berkala ini disebut antenatal care.

Apa sebetulnya tujuan utama dari antenatal care? Yang terutama adalah memastikan kehamilannya berjalan dengan baik hingga persalinan yang aman untuk ibu dan bayi. Tentunya luaran yang diharapkan adalah bayi yang sehat dan cerdas di kemudian hari.

Di Indonesia, ada istilah “10 T” yang merujuk pada apa saja yang dilakukan saat antenatal care. Tujuan dari rangkaian pemeriksaan ini mulai dari memastikan ibu hamil dan janin berkembang sesuai dengan usianya hingga mencegah komplikasi.

“10 T” Saat Antenatal Care

Jadi, apa saja yang dilakukan saat Ibu melakukan antenatal care? Ini penjelasannya:

  • Tekanan darah diperiksa

Idealnya, tekanan darah ibu hamil berada di antara 110/80 hingga 140/90 mmHg. Apabila tekanan darah cenderung terlalu rendah maupun tinggi, dokter akan membahas risiko serta pencegahannya.

  • Timbang berat badan

Pada pertemuan pertama antenatal care, dokter dan tenaga medis akan menimbang berat badan. Tinggi badan juga akan diperiksa. Kemudian pada tiap kunjungan antenatal care setiap bulannya, pertambahan berat badan akan terus dipantau.

  • Tinggi puncak rahim

Ketika melakukan USG, usia kehamilan bisa terlihat dari tinggi puncak rahim atau fundus uteri. Normalnya, tinggi puncak rahim ini sesuai dengan usia kehamilan. Apabila ada selisih pun, toleransinya sekitar 1-2 cm saja.

  • Tetanus (vaksinasi)

Setelah memeriksa riwayat vaksinasi dan apabila belum pernah, dokter akan memberikan vaksinasi tetanus. Biasanya dokter akan memberikan vaksinasi pertama tetanus toxoid (TT) pada trimester ketiga.

  • Tablet zat besi

Ibu hamil memerlukan tablet zat besi (Fe) untuk menambah asupan nutrisi bagi janin. Selain itu, suplemen ini dapat mencegah perdarahan ketika persalinan.

  • Tes laboratorium

Ibu, biasanya dokter spesialis kandungan akan meminta pemeriksaan tes laboratorium pada trimester awal dan akhir kehamilan. Tujuannya untuk mengetahui kondisi hematologi seperti hemoglobin, rhesus, antibodi, dan tes darah lengkap lainnya. Selain itu, tes laboratorium juga bisa meliputi pemeriksaan lebih spesifik seperti tes gula darah, imunitas terhadap sifilis, HIV, dan hepatitis serta beberapa panel nutrisi yang diperlukan

  • Tentukan denyut jantung janin

Apakah ibu ingat momen mengharukan ketika mendengarkan denyut jantung janin lewat USG? Biasanya, suaranya semakin terdengar jelas ketika usia kehamilan memasuki 16 minggu. Bagi obgyn, prosedur ini juga krusial untuk mendeteksi apakah ada faktor risiko terjadinya cacat bawaan, infeksi, hingga gangguan pertumbuhan.

  • Tetapkan status gizi

Status gizi ibu hamil merupakan hal yang krusial dalam kehamilan karena hal ini berpengaruh pada kondisi janin dalam kandungan. Apabila ibu hamil mengalami malnutrisi, ada risiko berat badan lahir rendah (BBLR) pada bayi. Untuk menentukan status gizi, salah satunya dengan mengukur lingkar lengan atas serta jarak pangkal bahu hingga ke ujung siku.

  • Tatalaksana kasus

Tatalaksana kasus spesifik biasanya ditetapkan pada ibu yang kehamilannya berisiko tinggi. Lewat mekanisme dalam antenatal care ini, dokter bisa melakukan penapisan dan memastikan tersedianya perawatan serta fasilitas kesehatan memadai untuk ibu. Nantinya, Ibu akan diajak berdiskusi tentang pilihan-pilihannya.

  • Temu wicara

“T” yang terakhir dalam antenatal care adalah tanya jawab dan diskusi selama proses konsultasi. Nah, di sinilah Ibu bisa menyampaikan apa saja yang menjadi pertanyaan dan berdiskusi langsung pada ahlinya.

Kenali kehamilan Ibu lewat antenatal care

Selain melakukan “10 T” , Ibu juga bisa semakin mengenali kondisi kehamilannya lewat pemeriksaan klinis. Menurut Royal College of Obstetricians and Gynaecologists (RCOG), beberapa indikator yang diperiksa adalah:

  • Berat badan dan tinggi badan
  • Pemeriksaan kondisi payudara
  • Pemeriksaan kondisi panggul
  • Riwayat melakukan sunat perempuan atau tidak
  • Kekerasan dalam rumah tangga
  • Prediksi dini gangguan mental pascapersalinan
  • Kondisi hematologi
  • Pemeriksaan anomali janin
  • Pemeriksaan Down’s syndrome
  • Pemeriksaan infeksi
  • Pemeriksaan kondisi klinis (diabetes gestasional, preeklamsia, plasenta previa, dsb)

Sama halnya dengan RCOG, American College Obstetry and Gynecology (ACOG) juga merekomendasikan rangkaian tes termasuk yang menggunakan sampel darah dan urine. Selain itu, ada juga pemeriksaan laboratorium dengan sampel jaringan dari vagina, serviks, atau rektum. Tujuan dari tes semacam ini untuk menemukan kemungkin risiko komplikasi ibu dan janin.

Pada awal kehamilan, pemeriksaan laboratorium rutin meliputi:

  • Pemeriksaan darah lengkap
  • Pemeriksaan golongan darah dan rhesus
  • Analisis sampel urine (urinalisis)
  • Kultur urine (untuk mendeteksi adanya bakteri dalam urine)

Lebih spesifik lagi, ibu hamil akan menjalani pemeriksaan untuk kondisi medis dan penyakit tertentu seperti:

  • Rubella
  • Hepatitis B dan Hepatitis C
  • Infeksi menular seksual
  • Human immunodeficiency virus (HIV)
  • Tuberculosis (TB)

Dengan adanya antenatal care ini, ibu hamil bisa tahu kondisi janin, kondisi dirinya sendiri, termasuk risiko-risiko yang mungkin terjadi. Semakin siap dan teredukasi dengan baik, tentu bisa jadi bekal yang berguna selama kehamilan dan persalinan, kan? Prinsipnya adalah know well your pregnancy, your doctor and your place to birth.

Semoga informasi ini berguna ya, Ibu. Jangan lupa untuk selalu menjadwalkan pemeriksaan antenatal care dan bertanya kepada dokter spesialis kandungan apabila ada yang ingin didiskusikan.

Sehat selalu Ibu..

Sumber:

ACOG. https://www.acog.org/womens-health/faqs/routine-tests-during-pregnancy

The National Institute for Health and Care Excellence. https://www.nice.org.uk/guidance/cg62/resources/antenatal-care-for-uncomplicated-pregnancies-pdf-975564597445

Kemenkes RI. https://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-pemeriksaan-kehamilan-anc-di-fasilitas-kesehatan

WHO. https://www.who.int/reproductivehealth/publications/maternal_perinatal_health/ANC_infographics/en/ Healthline. https://www.healthline.com/health/pregnancy-care

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *